LOMBOK TIMUR - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki peran strategis untuk mencegah munculnya paham-paham radikalisme.
Dalam acara silaturahmi sekaligus halal bihalal dengan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lombok Timur, Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy mengingatkan pentingnya peran MUI menjaga ‘kesejukan’ daerah ini.
Menurutnya hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan mencegah berulangnya kasus intoleransi yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Karena itu ia berpesan agar MUI melakukan muzakarah secara rutin untuk memecahkan berbagai persoalan umat.
"Apa yang menjadi masalah saat ini mari tangani dengan sebaik-baiknya,” ujar Bupati Lotim HM Sukiman Azmy, Minggu (29/5).
Ia percaya bahwa MUI Lombok Timur sudah memiliki langkah-langkah strategis untuk mengurangi atau bahkan mengeliminasi paham-paham radikal yang kerap menjadi sumber kekisruhan.
Bupati Sukiman juga berharap, MUI dapat membantu memakmurkan Lombok Timur. Salah satunya dapat mensosialisasikan zakat pertanian kepada masyarakat Lombok Timur.
Bupati Sukiman melihat besarnya potensi zakat pertanian yang ada saat ini belum berhasil dioptimalkan.
"Ada 160 ribu hektar lahan sawah baik basah maupun tadah hujan, zakatnya sudah bisa dihitung," sebut Sukiman.
Jika dihitung dengan angka 10 persen, maupun lima persen maka jumlah tersebut akan sangat besar manfaatnya jika dapat dihimpun Baznas untuk dikelola dan disalurkan kepada masyarakat.
Selain dua poin tersebut, diingatkan pula agar MUI dapat membuat fatwa tegas terkait bagian-bagian tertentu dari hewan ternak yang dijadikan sebagai hewan qurban, seperti kepala, kulit, ekor, maupun jeroan.
Apalagi menjelang Idul Adha tak lama lagi ini menjadi tugas penting MUI untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat sehingga tidak ada ruang abu-abu dalam pelaksanaan ibadah qurban nanti.
Diharapkan fatwa tersebut dapat dihasilkan dalam waktu tidak lama, sebelum Idul Adha. (CN)
0 Komentar