Tertular PMK, Peternak Tidak Gegabah Jual Murah Ternaknya

 
Foto : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lotim berharap masyarakat tidak menjual murah ternaknya meski tertular PMK.


LOMBOK TIMUR - Ancaman penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lombok Timur tidak serta merta membuat masyarakat menjadi panik. Apalagi sampai melelang hewan ternaknya dengan harga yang lebih murah karena adanya sejumlah sapi yang terdeteksi terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).


Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Disnak Keswan Lotim, Drh. Hultatang mengingatkan, meski penyakit PMK merupakan penyakit yang menular, namun diharapkan masyarakat jangan terlalu panik dan cemas kepada penyakit tersebut. Apalagi sampai melelang ternaknya. 


Hultatang juga menegaskan, resiko kematian ternak akibat PMK hanya sekitar 1-5 persen. Meski tingkat penularan antara 90-100 persen. Sebab, gejala penyakit PMK ini merupakan hal yang biasa ditemui oleh peternak. Seperti demam 3 hari atau penyakit kengkang, gejalanya leleran dari hidung kemudian pingsan. 


Meski penyakit PMK tersebut merupakan penyakit menular, akan tetapi tidak menulari manusia jika dikonsumsi. Sebab, virus tersebut akan mati jika sapi yang terkena sudah disembelih dan dimasak. 


"Penyakit tersebut sebenarnya merupakan penyakit pada sapi yang sudah biasa ditemukan oleh para petugas maupun peternak selama ini," jelasnya.


Sapi yang terkena penyakit PMK tersebut biasanya menunjukkan kesembuhan dalam jangka waktu diatas satu minggu. Sehingga diharapkan para peternak lebih bersabar untuk merawat sapinya dan tidak terburu-buru menjualnya.


Jangan sampai peternak merugi, sapi yang dulunya dibeli dengan harga Rp. 15 juta dijual Rp.7 juta. (CN)

0 Komentar