LOMBOK TIMUR – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Kabupaten Lombok Timur kian meluas. Hingga kini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lotim mencatat, sapi yang tertular virus PMK mencapai 3.834 atau sekitar 2,43 persen dari jumlah populasi dari 157.787 ekor sapi. Jumlah itu sesuai data per tanggal 26/5.
Disnakeswan terpaksa membentuk posko penanganan wabah di 21 kecamatan sekaligus menutup total kandang-kandang ternak sapi yang tertular virus.
Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Disnakeswan Lotim, drh. Hultatang mengatakan, Posko tersebut nantinya akan menyiapkan kebutuhan obat-obatan lengkap untuk memudahkan vaksinasi pada ternak yang terpapar virus PMK.
"Menurut rencana, vaksin akan disediakan dalam dua minggu ke depan, sesuai edaran dari pusat," jelas Hultatang.
Kata dia, untuk pembuatan posko tersebut pihaknya telah mengusulkan dana sebesar Rp 360 juta.
Masih kata Hultatang, pemberian vaksin kepada sapi ternak merupakan salah satu upaya pencegahan penularan. Demikian pula, sapi yang hendak dibawa ke pasar ternak untuk diperjualbelikan hendaknya terlebih dahulu di vaksinasi untuk mencegah penyebaran.
Kendati demikian, sejauh ini tingkat kematian ternak sapi milik warga cukup rendah hanya mencapai 1,5 persen dari jumlah ternak sapi yang terpapar positif PMK hingga mencapai 90 -100 persen. Artinya, tingkat kesembuhan dari kasus penyakit itu mencapai 42,4 persen atau 1.625 ekor.
Diakuinya, penyebab tingginya penularan virus PMK di Lotim karena keberadaan kandang kolektif yang berdekatan serta mobilitas peternak dari kandang ke kandang dinilai masih tinggi.
Untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut pihaknya telah menutup total kandang sapi yang telah terjangkit virus PMK dan menutup mobilitas sapi antar kabupaten, kecamatan bahkan antar kandang. (CN)
0 Komentar