LOMBOK TIMUR - Echo Green, program yang didukung oleh negara Uni Eropa membuka peluang bagi perempuan dan generasi muda petani di Kabupaten Lombok Timur. Program ini dinilai telah berhasil menumbuhkan perubahan positif baik bagi individu maupun kelompok yang ada di tiga kecamatan. Ketiga kecamatan yang diberikan pelatihan dan pendampingan diantaranya, Sembalun, Sambelia, dan Suela.
Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim, Drs. HM. Juaini Taofik, M.Ap, Echo Green juga telah memfasilitasi dan mendampingi 16 desa untuk menyusun peraturan desa (Perdes) yang berkaitan dengan tata ruang desa inklusif dan tata guna lahan yang menjamin ekonomi, hak-hak perempuan dan petani muda.
Harapannya dengan peraturan desa yang sudah disusun itu, masing-masing desa dapat mengembangkan potensi sumber daya yang dimilikinya secara maksimal.
Sekretaris Daerah M. Juaini Taofik yang menerima tim Echo Green dan Yayasan Penabulu, Kamis (16/7) di ruangan kerjanya memberikan apresiasi terkait pelaksanaan program Echo Green di Lombok Timur. Program yang disokong Uni Eropa dan berlangsung sejak tahun 2020 lalu itu bertujuan mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan generasi muda di sektor pertanian berkelanjutan. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan.
Sekda Lotim mengajak masyarakat millenial untuk bertani. Bertani, mendidik jiwa menjadi produktif. Tanpa pertanian maka ketahanan pangan akan terganggu. Ia berharap substansi Echo Green tersebut dapat membuat masyarakat ikut berpartisipasi.
Sekda juga menyebut tata ruang desa memiliki kaitan dengan pertanian.
"Lombok Timur dapat menjadi bagian dari pameran yang akan dilaksanakan Echo Green nantinya, juga sebagai bagian dari promosi pariwisata," harapnya.
Apalagi di Lombok Timur banyak tempat-tempat pariwisata, di Sembalun ada potensi lahan milik TNGR,” ujarnya, ia berharap pameran itu bisa berkolaborasi dengan TNGR. (CN)
0 Komentar