Serapan DAK Fisik Lotim Capai 9,7 Persen, Non Fisik 22 Persen

Keterangan : Capaian serapan DAK disk dan Non Fisik diyakini pada tahap kedua sekitar 50 persen



LOMBOK TIMUR - Pada tahap pertama serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Lombok Timur baru mencapai 9,7 persen atau setara dengan Rp. 33 miliar lebih dari total anggaran yang diterima sebesar Rp. 339 miliar.


Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lombok Timur, H. Hasni, SE, M.Ak menyebutkan, progres penyerapan DAK fisik hingga tanggal 31 Mei 2022 mencapai Rp. 33 miliar lebih atau 9,7 persen. Anggaran tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.


"Dinas PUPR termasuk yang terbesar serapannya terutama untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan dan irigasi. Disusul Dinas Dikbud pada bidang SD dan SMP," sebut Hasni kepada wartawan.


Kendati demikian, serapan pada bulan Juni mendatang diyakini akan lebih baik dari sebelumnya. Hal itu dikatakan Hasni, karena sejumlah OPD sudah melaksanakan proses perencanaan untuk kemudian dilakukan tender kegiatan.


"Salah satu persyaratan pencairan DAK tahap pertama adanya penandatanganan kontrak pekerjaan dengan pihak ketiga," ujar Hasni.


Dikatakan Hasni, beberapa kegiatan besar yang dimana terlebih dahulu harus dilakukan perencanaan, salah satunya adalah pembangunan rumah sakit di Kecamatan Suela.


Demikian pula anggaran DAK fisik yang menggunakan sistem e - katalog seperti pengadaan peralatan dan obat-obatan di rumah sakit, termasuk di Dikes.


Selain DAK fisik, anggaran yang diperoleh melalui DAK non fisik pun sudah memperoleh 22 persen. Untuk Kabupaten Lotim,  tersedia anggaran sebesar Rp. 482 miliar. Diantaranya, dana BOS yang diperuntukkan untuk SD dan SMP, dengan anggaran sebesar Rp. 174 miliar. Dana sertifikasi untuk guru sebesar Rp. 209 miliar. BOP PAUD dengan jumlah anggaranRp. 32,5 miliar. Lalu ada BOK dan BOKB yang dikelola oleh Dikes dan Dinas KB dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 55,5 Miliar.


Untuk puskesmas anggaran melalui dana BOK menjadi yang terbesar yakni Rp. 38,4 miliar, sementara di BOKB sebesar Rp. 11,7 miliar serta Dinas Perdagangan senilai Rp. 1,5 miliar.


"Anggaran yang sudah terealisasi hingga bulan Mei 2022 ini baru mencapai Rp. 106,2 miliar, atau setara dengan 22 persen," papar Hasni.


Dia juga meyakini pada tahap kedua ini realisasi capaiannya diatas 50 persen. (CN)

0 Komentar