![]() |
Data sejak bulan Januari sampai dengan bulan September, capaian IB di Lombok Timur mencapai 46.000 akseptor |
LOMBOK TIMUR - Inseminasi Buatan (IB) pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Lombok Timur pada tahun 2022 ini sudah melampaui target yang telah ditentukan. Saat ini, capaian IB mencapai 145 persen dari jumlah target sebanyak 28.000.
Kabid Peternakan Dinas Peternakan Lombok Timur Zulfan Ashri menyampaikan meski layanan IB di Lombok Timur sempat diberhentikan karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) selama tiga bulan, namun hal itu tidak berpengaruh terhadap capain target layanan IB.
"Tiga bulan yang lalu layanan IB sempat di berhentikan dan kembali dibuka pada tanggal 19 Agustus lalu. Begitu layanan IB ini dibuka kembali, permintaan peternak untuk melakukan IB itu sangat tinggi, sehingga itu yang menyebabkan capain kita melampaui target," Bebernya saat di temui di ruangannya, Selasa (27/12).
Berdasarkan data sejak bulan Januari sampai dengan bulan September, capaian IB di Lombok Timur mencapai 46.000 akseptor. Diakuinya jumlah capaian ini belum termasuk data capaian pada bulan Oktober, November dan Desember. Target sebesar 28.000 ribu itu diakuinya hanya diselesaikan dalam kurun waktu enam bulan saja. Hal itu mengacu pada jumlah capain rata-rata setiap bulannya mencapai 4.500 akseptor.
Tercapainya target IB ini, disebutnya bukan hanya terjadi pada tahun 2022 ini saja, namun hampir setiap tahunnya Lombok Timur menjadi kabupaten terbaik dengan capain IB tertinggi. Bahkan kata dia, jika ada kabupaten/kota di NTB yang tidak bisa mencapai target maka akan dialihkan ke Lombok Timur.
"Hampir setiap tahun target itu kami lampaui, bahkan kalau ada kabupaten/kota yang tidak bisa mencapai target itu dialihkan ke kami (Lombok Timur, Red)," ujarnya.
Kata dia, Hingga saat ini pelayanan IB dan pemeriksaan kebuntingan (PKB) di Lombok Timur terus berjalan, hanya saja pelayanan PKB dan IB saat ini dinilai sedikit berbeda dari sebelum merebaknya PMK. Sebab ada SOP pelayanan yang harus diikuti.
"Petugas yang melakukan pelayanan harus langsung pulang jika sudah selesai memberikan pelayanan dan jika mau melakukan pelayanan lagi maka seragam yang digunakan pada pelayanan pertama itu tidak boleh digunakan lagi harus betul-betul bersih dan steril dulu," jelasnya.
Jumlah populasi ternak khususnya sapi pada tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, dimana jumlah populasi sapi ternak pada tahun 2021 lalu sebanyak 157.787. Sementara pada tahun 2022 ini populasi sapi ternak sebanyak 126.097 ekor.
Sementara populasi kerbau pada tahun ini mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2021 lalu populasi kerbau di Lombok Timur tercatat sebanyak 4.533, sementara pada tahun 2022 ini naik menjadi 4.933.
"Penurunan populasi pada sapi ternak dikarenakan dampak dari PMK kemarin, karena banyak peternak yang menjual dan memotong sapinya tapi tidak membeli kembali," ujarnya. (CN)
0 Komentar