Kementan RI bekerjasama dengan BPTP dan Pemkab Lotim mengembangkan tanan bunga Krisan sebagai salah satu komoditi andalan di Sembalun |
LOMBOK TIMUR - Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) menggelar Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) penerapan budidaya tanama hias Krisan potong terstandar. Guna mendukung kegiatan strategis Kementerian Pertanian di kabupaten Lombok Timur.
Sosialisasi dan bimtek yang dilaksanakan di gedung serba guna Kecamatan Sembalun, Lombok Timur ini di buka Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura, Dr.Ir Muhammad Taufik Ratule M.Si. Kamis (1/12).
Kepala Dinas Pertanian Lotim, Ir Sahri menyambut positif Bimtek yang dilaksanakan Kementan RI. Pemkab Lombok Timur terus memacu perluasan usaha tanaman florikultura krisan dataran tinggi dengan peningkatan kapasitas SDM. Seperti melalui sosialisasi dan bimbingan teknis serta bekerjasama dengan Direktorat Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura, Balithi dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB.
"Sosialisasi dan bimtek ini dimaksudkan guna mendukung kegiatan strategis Kementerian Pertanian di kabupaten Lombok Timur," kata Sahri.
Perlu diketahui bahwa Kecamatan Sembalun adalah Kecamatan tertinggi, terlengkap dan terunik di Lombok Timur, NTB.
"Lombok Timur ini, khususnya Sembalun menjadi sumber benih nasional utuk bawang putih. Dan masih banyak potensi lain yang bisa kita kembangkan disini seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, buah-buahan dan lain sebagainya," ujarnya.
Potensi Lombok Timur, lanjut Sahri, sangat bagus untuk dikembangkan terkait bunga krisan dan bunga hias lainnya. Krena selain Sembalun ada beberapa desa juga berpotensi untuk dikembangkan seperti Desa Kembang Kuning dan Desa Jeruk Manis.
"Di desa tersebut sudah ada bunga yang dibudayakan oleh masyarakat dengan cara swadaya," katanya.
Karenanya, berbahagialah masyarakat Sembalun karena pemerintah pusat sangat tertarik untuk bisa mengembangkan dengan berbagai kegiatan dan program.
Salah satunya, pada saat ini di Lombok Timur sedang berlangsung kegiatan program up land bawang putih. Penanaman bawang putih untuk dataran tinggi dipusatkan di Kecamatan Sembalun.
"Itu juga dipusatkan di Sembalun, jadi lumayan banyak kegiatan-kegiatan kita di Sembalun. Sehingga kalau nanti dikembangkan kegiatan semacam ini, InsyaAllah akan berlangsung," pungkasnya.
Masih kata Sahri, kegiatan ini hanya menggunakan lahan 10x10 saja bisa menghasilkan. Beda dengan tanaman yang lain modalnya lumayan besar, begitu juga keuntungannya tidak terlalu tinggi.
Menurut Sahri, budidaya tanaman hias dalam hal ini bunga krisan sangat cocok untuk dikembangkan di daerah setempat. Karena dengan lokasi yang sedikit dan modalnya sedikit, tapi keuntungannya sangat bagus dan menjanjikan.
Ia pun berharap ke depan, masyarakat setempat terutama kaum ibu-ibu bisa mengembangkan dan membudidayakan tanaman hias yaitu salah satunya bunga krisan ini di Sembalun khususnya. Karena potensi Sembalun sangat baik untuk dikembangkan bunga krisan.
"Harapan kami kepada masyarakat Sembalun, terutama para ibu-ibu yang tertarik untuk membudidayakan tanaman hias bunga krisan ini di Sembalun," harap Sahri.
Senada yang disampaikan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Kementerian Pertanian, Dr. Ir Muhammad Taufik Ratule M.Si bahwa Sembalun ini banyak potensi yang bisa dikembangkan khususnya di bidang pertanian. Bukan hanya sayuran, tapi juga disini tanaman hias untuk dikembangkan.
"Saya kira ini bukan hal yang baru, karena dulu pernah ada disini khususnya pengembangan kerisan. Jadi kita mulai lagi mencari titik-titik pengembangan baru, selain yang sudah ada kita bina bersama Kementan supaya tanaman krisan ini lebih luas," katanya.
Selain itu lanjutnya, potensi pasar juga seperti disampaikan kepala BPTP NTB sangat menjanjikan. Jangan sampai bunga kerisan yang ada di Mataram itu justru berasal dari daerah-daerah luar. Padahal bisa dikembangkan di NTB sendiri khususnya di Sembalun.
"Potensi pasarnya cukup terbuka, apa lagi setiap tahun ada event MotoGP dan event-event lain sekelas Internasional. Pasti di event itu butuh tanaman hias atau bunga kerisan potong, itu bisa jadi potensi pasar kedepannya," ujar Ratule.
Jika Mataram semakin ramai dikunjungi para wisatawan, sehingga butuh penginapan dan hotel-hotel saking banyaknya itu juga bisa jadi peluang pasar terutama bunga kerisan potong.
"Ini bisa jadi pasarnya, bunga krisan potong bisa masuk disana. Sehingga memang harus ada pertumbuhan baru bunga krisan di NTB, khususnya di Sembalun," kata Ratule.
Secara potensi sangat cocok dikembangkan dan sangat cepat menghasilkan dalam skala tidak terlalu luas.
"Ini bisa jadi kerja sampingan, selain kerja yang lain. Bukan berarti ada kerisan yang lain ditinggalkan," imbuhnya.
Pihaknya berkomitmen bersama Pemkab Lombok Timur dan BPTP NTB untuk mendampingi petani menyiapkan bibit bunga kerisan potong. Sehingga bisa berkembang dan bisa memproduksi sendiri di NTB khususnya di Sembalun, untuk meningkatkan pendapatan petani itu sendiri.
"Kuncinya, pengembangan baru dari Kementan siap mendukung. Itu bentuk wujud komitmen kami mensejahterakan masyarakat kita," tegas Ratule.
Pada kesempatan itu juga, Ratule menyampaikan saat ini Kementan sudah menyiapkan dana sebesar Rp. 390 triliun untuk Kridit Usaha Rakyat (KUR). Tahun ini sudah terserap sebanyak 100 triliun lebih dengan bunga 3 persen
"Dan bunganya ditanggung lagi boleh pemda, jadi saya rasa tidak ada lagi masalah pada modal. Modalnya sudah ada, tinggal kemauan petani disini sambil menggarap komoditi yang lain," jelas Ratule.
Untuk diketahui, sosialisasi dan Bimtek tersebut dirangkaikan dengan penyerahan cinderamata kepada instansi dan dinas terkait termasuk kepada Camat Sembalun berupa bunga anggrek dan kerisan oleh Kementan melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura, Dr. Iri Muhammad Taufik Ratule M.Si.(CN)
0 Komentar