Dokumentasi : Salah seorang yang dituakan disebut pemangku adat tengah memandu acara doa atau ritual Nunas Nede |
LOMBOK TIMUR - 'Nunas Nede' merupakan salah satu prosesi gawe adat masyarakat Desa Kesik, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur. Doa atau ritual ini juga bentuk rasa syukur masyarakat setempat akan nikmat Allah SWT datangnya musim penghujan.
Sebagai ungkapan rasa syukur tersebut, setiap tahunnya masyarakat menggelar Gawe adat Nunes Nede yang merupakan tradisi tahunan.
Tradisi itu akan digelar pada hari Minggu esok, (18/12) di lokasi mata air Rametak sebagai salah satu sumber mata air yang di sakralkan dan menjadi sumber mata air bagi penghidupan masyarakat tani setempat. Bahkan, untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat atau Pengelolaan Air Minum Desa (Pamdes). Tak hanya itu, gawe adat itu pun sekaligus akan digelar dilokasi Tirta Ratu yang diyakini warga sebagai lokasi pemandian seorang puteri pada masa lampau. Itu dibuktikan dengan adanya situs jejak kaki seorang ratu di atas batu kolam pemandian.
Pemangku adat adalah orang yang di-tua-kan masyarakat Desa Kesik bakal memimpin upacara adat Nunes Nede.
Kepala Desa Kesik, M.Kadri saat ditemui wartawan mengungkapkan pelaksanaan ritual Adat Nunas Nede ini akan dimulai tepat pada jam 08.00 wita sesuai ketentuan yang dihajatkan oleh pemangku adat. Sejatinya, gawe Adat bersendikan Islam ini digelar pada pertengahan bulan November lalu.
"Acara ini merupakan acara turun temurun Masyarakat Desa Kesik. Tujuannya untuk memohon keselamatan agar hasil panen penduduk melimpah," ungkap Kadri.
Dikatakannya, acara adat Nunas Nede ini akan dimulai dari Lingkoq Remetak (Kolam kecil - Red) salah satu kolam yang disakralkan oleh masyarakat setempat dan merupakan induk dari tujuh kolam kecil lainnya.
"Nanti Masyarakat akan membawa beberapa jenis sesajian hasil bumi dan ternak yang akan diiringi musik tradisional seperti Barong dan Gamelan," ucap Kadri.
Adapun pantangan dalam acara adat tersebut ungkap M.Kadri, khusus bagi kaum perempuan yang sedang dalam keadaan menstruasi tidak diperkenankan mengikuti acara ini, karena hal tersebut bisa mempengaruhi kesakralannya.
Lebih lanjut kata M.Kadri, untuk acara puncak dari ritual Adat ini akan digelar di Lingkok Tirta Ratu yang selama ini dipercaya sebagai tempat para Ratu zaman dulu membersihkan badan serta mempunyai beberapa khasiat lainnya.
"Konon ini dulu tempat mandi Ratu karena dibuktikan dengan bekas kaki disalah satu batu dekat lingkok (sumur, Red) tersebut dan kalau diperhatikan berbeda dengan bekas kaki manusia pada umumnya. Ini juga dipercaya oleh orang luar Kesik," tandasnya
Dengan diadakan acara ini M. Kadri berharap adanya perlindungan dari sang pencipta sehingga akan berdampak kebaikan bagi masyarakat.
"Acara ini merupakan simbol keberagaman dan kekayaan bumi sasak ini dengan Adat dan budaya bernuansakan islami," ujarnya. (CN)
0 Komentar