Tradisi 'Nyalamak Dilauk' Masuk Kalender Event Budaya Tahunan

Kades Tanjung Luar saat menerima donasi saat Festival Bahari Nyalamak Dilauk 


LOMBOK TIMUR - Kegiatan budaya Festival Bahari Nyalamak Dilauk di Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak, Lombok Timur yang digelar sejak Kamis (3/8) lalu menyedot perhatian masyarakat luas. Bahkan, pemerintah daerah berencana festival tersebut akan dimasukkan dalam event kalender budaya tahunan.


Tentunya, harapan itu direspon baik oleh masyarakat Desa Tanjung Luar. Bahkan, Kepala Desa Tanjung Luar, Daeng Saiful Rahman, berencana akan memaksimalkan perayaan festival tahunan ini untuk ke depannya dengan lebih profesional. Hanya saja kata dia, dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menjadikan festival Nyalamak Dilauk sebagai salah satu kegiatan budaya yang bisa dikenal secara nasional bahkan mendunia.


"Event Bau Nyale di Lombok Tengah, sudah mendunia. Sementara kita yang berada di Lombok Timur belum memiliki acuan kegiatan budaya sehingga dengan adanya event ini bisa dijual hingga ke mancanegara," terang Syaiful Rahman Kepala Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak, Sabtu (5/8).


Tradisi leluhur ini kata Syaiful, patut dilestarikan agar menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah dengan dikemas menjadi salah satu tujuan wisata budaya.


Mengemas event ini butuh biaya besar dan keterlibatan banyak pihak bila ingin Lombok Timur menjadi salah satu tujuan wisata budaya. 


Pada festival Bahari Nyalamak Dilauk tambahnya, hanya mengandalkan dana desa yang besarannya sekitar Rp. 50 juta termasuk sumbangan donatur lainnya.


Namun, bila event budaya Nyalamak Dilauk masuk dalam kalender pariwisata, tidak menutup kemungkinan anggaran yang disiapkan jauh lebih besar. Namun, event budaya ini harus tetap digelar karena sudah menjadi tradisi setiap tahunnya oleh masyarakat nelayan pesisir khususnya.


"Jikalau Festival Budaya Nyalamak Dilauk masuk dalam kalender tahunan, maka Kabupaten Lombok Timur punya icon budaya tersendiri," harapnya.


Tanjung Luar Butuh Bale Adat


Tak dipungkiri, rumah adat (Bale Adat) bakal menjadi daya tarik tersendiri bagi suatu wilayah. Tak terkecuali, masyarakat Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak. Keberadaannya sebagai benda bersejarah ke depannya memberikan warna baru bagi satu komunitas.


Itulah yang kini dirasakan masyarakat Desa Tanjung Luar agar Rumah adat atau Bale adat dapat segera dibangun secara permanen.


Kepala Desa Tanjung Luar Syaiful Rahman sangat mempercayai jika keberadaan Bale Adat akan menambah kesan bila masyarakat Desa Tanjung Luar menjunjung tinggi adat istiadat serta budaya.


"Saat ini kamu hanya punya bale adat berukuran 4x4 M2. Dan keberadaannya tidak menetap dan selalu berpindah-pindah tergantung kondisi," katanya.


Untuk itu, ia meminta agar pemerintah daerah ataupun pihak donatur membuatkan rumah adat sebagai lokasi bermusyawarah masyarakat setempat. Diketahui, warga Desa Tanjung Luar memegang prinsip untuk menjunjung tinggi adat istiadat. 


"Kami dapatkan informasi jika ada salah satu donatur ingin membuatkan bale adat di daerah kami. Kami bersyukur semoga tahun depan, selain acaranya dipusatkan di rumah adat, festival budaya Nyalamak Dilauk juga diarak dari rumah adat," pintanya. (edi)

0 Komentar